SISTEM
EKONOMI INDONESIA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Persoalan-persoalan
ekonomi pada hakekatnya adalah masalah transformasi atau pengolahan
alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor- faktor produksi
yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi
barang dan jasa.
Seperti yang kita ketahui bahwa yang menentukan bentuk
suatu sistem ekonomi kecuali dasar falsafah negara yang dijunjung tinggi, maka
yang dijadikan kriteria adalah lembaga-lembaga, khususnya lembaga ekonomi yang
menjadi perwujudan atau realisasi falsafah tersebut.
sistem perekonomian Indonesia sudah
terjadi pada awal peradaban manusia. Orang-orang sudah melakukan kegiatan
ekonomi dalam hal produksi, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau
kelompoknya saja. Dengan kata lain saat itu orang-orang belum terlalu berpikir
untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk pihak lain atau dengan orang yang tidak
di kenal. Walaupun orang-orang itu harus berhubungan untuk memperoleh barang
lain itu di sebut dengan barter, untuk kepentingan masing-masing orang. Barter
mempunyai arti perdagangan dengan jalan tukar menukar barang.
Dengan semakin bertambahnya jumlah
manusia beserta kebutuhannya maka sangat di perlukan sistem perekonomian yang
bisa mengatur dan merencanakan. Supaya sistem perekonomian lebih teratur dan
terencana.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa yang
dimaksud dengan sistem ?
·
Apa saja
sistem ekonomi yang ada di dunia ?
·
Apa yang
dimaksud dengan kapitalisme dan sosialisme ?
·
Apa yang
dimaksud dengan persaingan terkendali ?
1.3 Tujuan
Masalah
·
Mengetahui
pengertian sistem
·
Mengetahui
sistem ekonomi yang ada di dunia
·
Mengetahui
pengertian sistem perekonomian kapitalisme dan sosialisme
·
Mengetahui
persaingan terkendali
BAB II
PEMBAHASAN ( ISI )
2.1 Pengertian
Sistem
Secara umum
sistem ekonomi adalah suatu cara untuk mengatur dan mengorganisasi segala
aktivitas ekonomi dalam masyarakat baik yang dilakukan oleh pemerintah atau
swasta berdasarkan prinsip tertentu dalam rangka mencapai kemakmuran atau
kesejahteraan.
Berikut
pengertian sistem menurut para ahli.
·
Menurut
Gilarso (1992:486) sistem ekonomi adalah keseluruhan tata cara untuk
mengoordinasikan perilaku masyarakat (para konsumen, produsen, pemerintah,
bank, dan sebagainya) dalam menjalankan kegiatan ekonomi (produksi, distribusi,
konsumsi, investasi, dan sebagainya) sehingga menjadi satu kesatuan yang
teratur dan dinamis, dan kekacauan dapat dihindari.
·
McEachern
berpendapat bahwa sistem ekonomi dapat diartikan sebagai seperangkat mekanisme
dan institusi untuk menjawab pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa barang
dan jasa diproduksi (what, how, dan for whom).
2.2 Sistem Ekonomi Yang Ada Di Dunia
Ada berbagai
macam sistem ekonomi di dunia ini yang saling berbeda satu sama lain. Timbulnya
berbagai macam sistem ekonomi yang berbeda tersebt dalam suatu negara
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
·
Ada
tidaknya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
·
Sistem
pemerintahan yang dianut suatu negara.
·
Kepemilikan
negara terhadap faktor-faktor produksi.
·
Sumber
daya yang ada dalam suatu negara, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam yang dimiliki.
Dari ke-empat
faktor tersebut, timbul lah berbagai macam sistem ekonomi, diantaranya:
1.
Sistem
Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.
Sistem ekonomi tradisional adalah suatu sistem ekonomi di mana organisasi kehidupan ekonomi dijalankan menurut kebiasaan, tradisi masyarakat secara turun-temurun dengan mengandalkan faktor produksi apa adanya.
Ø
Ciri-ciri
sistem ekonomi tradisional
·
Belum
adanya pembagian kerja yang jelas.
·
Ketergantungan
pada sektor pertanian/agraris.
·
Ikatan
tradisi bersifat kekeluargaan sehingga kurang dinamis.
·
Teknologi
produksi sederhana.
Ø
Kelebihan
sistem ekonomi tradisonal
·
Menimbulkan
rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan masing-masing individu dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
·
Pertukaran
secara barter dilandasi rasa kejujuran daripada mencari keuntungan.
Ø
Kekurangan
sistem ekonomi tradisional
·
Pola
pikir masyarakat secara umum yang masih statis.
·
Hasil
produksi terbatas sebab hanya menggantungkan faktor produksi alam dan tenaga
kerja secara apa adanya.
2.
Sistem
Ekonomi Terpusat/Komando (Sosialis)
Sistem ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).
Sistem ekonomi terpusat adalah sistem ekonomi di mana pemerintah memegang peranan paling penting atau dominan dalam pengaturan kegiatan ekonomi. Dominasi dilakukan melalui pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota masyarakat. Negara yang menganut sistem ini antara lain : Rusia, RRC, dan negara-negara Eropa Timur (bekas negara Uni Soviet).
Ø
Ciri-ciri
sistem ekonomi terpusat
·
Kegiatan
perekonomian dari produksi, distribusi, dan konsumsi serta harga ditetapkan
pemerintah dengan peraturan negara.
·
Hak
milik perorangan atau swasta tidak diakui, sehingga kebebasan individu dalam
berusaha tidak ada.
·
Alat-alat
produksi dikuasai oleh negara.
Ø
Kelebihan
sistem ekonomi terpusat
·
Pemerintah
lebih mudah dalam mengadakan pengawasan dan pengendalian.
·
Pemerintah
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan ekonomi.
·
Kemakmuran
masyarakat merata.
·
Perencanaan
pembangunan lebih cepat direalisasikan.
Ø
Kekurangan
sistem ekonomi terpusat
·
Adanya
pemasungan daya kreasi masyarakat sehingga hampir semua inisiatif, inovasi
diprakarsai oleh pemerintah.
·
Adanya
pasar gelap yang diakibatkan adanya pembatasan yang terlalu ketat oleh
pemerintah.
·
Anggota
masyarakat tidak dijamin untuk memilih dan menentukan jenis pekerjaan serta
memilih barang konsumsi yang dikehendaki.
·
Pemerintah
bersifat paternalistis, artinya apa yang telah diatur/ditetapkan oleh
pemerintah adalah benar dan harus dipatuhi.
3.
Sistem
Ekonomi Liberal (Kapitalis)
Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.
Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa campur tangan dari pemerintah. Suatu kondisi di mana pemerintah benar-benar lepas tangan dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam istilah ekonomi disebut laissez-faire.
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi liberal adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Indonesia yang pernah menganut sistem ekonomi liberal pada tahun 1950-an.
Ø
Ciri-ciri
sistem ekonomi liberal
·
Diakuinya
kebebasan pihak swasta/masyarakat untuk melakukan tindakantindakan ekonomi.
·
Diakuinya
kebebasan memiliki barang modal (barang kapital).
·
Dalam
melakukan tindakan ekonomi dilandasi semangat untuk mencari keuntungan sendiri.
Ø
Kelebihan
sistem ekonomi liberal
·
Adanya
persaingan sehingga mendorong kemajuan usaha.
·
Campur
tangan pemerintah dalam bidang ekonomi kecil sehingga mendorong kesempatan
lebih luas bagi pihak swasta.
·
Produksi
didasarkan pada permintaan pasar atau kebutuhan masyarakat.
·
Pengakuan
hak milik oleh negara mendorong semangat usaha masyarakat.
Ø
Kekurangan
sistem ekonomi liberal
·
Adanya
praktik persaingan tidak sehat, yaitu penindasan pihak yang lemah.
·
Persaingan
tidak sehat dapat menimbulkan monopoli yang merugikan masyarakat.
·
Timbulnya
praktik yang tidak jujur yang didasari mengejar keuntungan yang
sebesar-besarnya, sehingga kepentingan umum dikesampingkan.
4.
Sistem
Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
Sistem ekonomi campuran yaitu suatu sistem ekonomi di mana di satu sisi pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk berusaha dalam melakukan kegiatan ekonomi, tetapi disisi lain pemerintah ikut campur tangan dalam perekonomian yang bertujuan menghindari penguasaan secara penuh dari segolongan masyarakat terhadap sumber daya ekonomi.
Ø
Ciri-ciri
sistem ekonomi campuran
·
Adanya
pembatasan pihak swasta oleh negara pada bidang-bidang yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
·
Mekanisme
kegiatan ekonomi yang terjadi di pasar adalah campur tangan pemerintah dengan
berbagai kebijakan ekonomi.
·
Hak
milik perorangan diakui tetapi penggunaannya tidak boleh merugikan kepentingan
umum.
Ø
Kelebihan
sistem ekonomi campuran
·
Sektor
ekonomi yang dikuasai oleh pemerintah lebih bertujuan untuk kepentingan
masayarakat.
·
Hak
individu/swasta diakui dengan jelas.
·
Harga
lebih mudah untuk dikendalikan.
Ø
Kekurangan
sistem ekonomi campuran
·
Peranan
pemerintah lebih berat dibandingkan dengan swasta.
·
Timbulnya
KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintah karena banyak
sektor-sektor produksi yang lebih menguntungkan pihak pemerintah sedangkan
sedikit sekali pengawasannya.
2.3 Pengertian Sistem Perekonomian
Kapitalisme dan Sosialisme
1. Sistem
Perekonomian Kapitalisme
Kapitalisme adalah sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi baang, manjual barang,
menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut
ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan
perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam
ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara.
2. Sistem
Perekonomian Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem
perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang
untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah.
Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian
negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, dan lain sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.
2.4 Persaingan Terkendali
Indonesia
merupakan negara yang sistem ekonominya terkendali.
Ciri-ciri
persaingan terkendali adalah:
• Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indoensia mengakui kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 45.
• Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan, ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha.
• Pengakuan terhadap penerimaan imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan.
• Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain dalam perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.
• Bukan kapitalis dan bukan sosialis. Indoensia mengakui kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi, kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara sesuai dengan UUD 45.
• Pengakuan terhadap kompetisi antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan, ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha.
• Pengakuan terhadap penerimaan imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan.
• Pengelolaan ekonomi tidak sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain dalam perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan
demikian dalam sistem perekonomian liberal maupun campuran harus dijauhkan
karena terbukti hanya menyengsarakan kaum yang lemah serta mematikan
kreatifitas yang potensial. Persaingan usaha pun harus selalu terus-menerus
diawasi pemerintah agar tidak merugikan pihak-pihak yang berkaitan.
Belajar dari
kasus itu, Indonesia sudah saatnya memberi perhatian utama pada bidang
pertanian dan perkebunan, agar bisa keluar dari krisis pangan yang kini
mengancam dunia. Maka dari itu setiap komoditas harus didekati secara spesifik
karena masing-masing memiliki spesifikasi yang berbeda.
Daftar Pustaka :
·
Soemitro
Djojohadikusumo : Pembangunan Ekonomi Indonesia, Kuliah Perdana Universitas
Terbuka, PT Sinar Agafies Press, Cetakan Pertama, 1985.
·
Djamin
Zulkarnain, “Perekonomian Indonesia”, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1989.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar