Rabu, 17 Juni 2015

Tugas Perekonomian Indonesia


Industrialisasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.
Industrilisasi merupakan usaha pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan. Sejarah hidup manusia tidak terlepas dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia mempunyai metode untuk memenuhinya sesuai dengan zamannya. Mulai zaman prasejarah, kita mengenal kehidupan manusia purba masa berburu dan mengambil makanan, atau dikenal food gathering. Kemudian, masa berternak  dan bercocok tanam atau food producing.
1.2  Rumusan Masalah
·         Konsep dan tujuan apa yang ada pada Industrialisasi ?
·         Apa saja faktor pendorong yang ada pada Industrialisasi ?
·         Permasalahan apa yang terjadi pada Industrialisasi ?
·         Apa saja strategi pembangunan sektor industri ?
·         Bandingkan peran sektor industri dengan faktor lainnya pada data statistik PDB !

1.3  Tujuan Masalah
·         Mengetahui konsep dan tujuan pada industrialisasi.
·         Mengetahui faktor pendorong pada industrialisasi.
·         Mengetahui permasalahan pada industrialisasi.
·         Mengetahui strategi atau tujuan pembangunan sektor industri.
·         Membandingkan peran sektor industri dengan faktor lainnya pada data statistik PDB.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Industri adalah bidang matapencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik.
Awal konsep industrialisasi revolusi industry abad 18 di Inggris adalah dalam pemintalan dan produksi kapas yang menciptakan spesialisasi produksi.selanjutnya penemuan baru pada pengolahan besi dan mesin uap sehingga mendorong inovasi baja,dan begitu seterusnya,inovasi-inovasi bar uterus bermunculan. Industri merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi.
Tujuan industrialisasi itu sendiri adalah untuk memajukan sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap Negara,dengan didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas,dengan industrialisasi ini maka,Negara berkembanga yang mampu memanfaatkannya dengan baik,maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Negara tersebut.

2.2 Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
Faktor-faktor pendorong industrialisasi itu sendiri adalah :
·         Kemampuan teknologi dan inovasi.
·         Laju pertumbuhan pendapatan nasional per-kapita.
·         Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri.
·         Besar pangsa pasar DN yang ditentukan tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
·         Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi.
·         Keberasaan SDA(sumber daya alam).
·         Kebijakan atau strategi pemerintah.
2.3 Permasalahan Industrialisasi
Kendala bagi pertumbuhan industri di dalam negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor. Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi. Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan daya saing industri dalam negeri.
Secara umum, industri manufaktur di Negara-negara berkembang masih terbelakang jika dibandingkan dengan sector yang sama di Negara maju, walaupun di Negara-negara berkembanga ada Negara-negara yang industrinya sudah sangat maju. Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000) dalam studinya mengelompokkan masalah yang dihadapi industri manufaktur nasional ke dalam 2 kategori, yaitu kelemahan yang bersifat structural dan yang bersifat organisasi.
Kelemahan-kelemahan structural di antaranya:
·         Basis ekspor dan pasarnya yang sempit.
·         Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas.
·         Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor. manufaktur Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai ekspor tekstil dan pakaian jadi.
·         Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk unggulan. Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat persaingan ketat.
·         Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia mengalami penurunan daya saing.
·         Ketergantungan impor yang sangat tinggi.    
Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya:
·         Industri skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped.
·         Konsentrasi pasar.
·         Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi.
·         Lemahnya SDM.

2.4 Strategi Pembangunan Sektor Industri

Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu:
·         Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri.
·         Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
·         Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
·         Mendukung perkembangan sektor infrastruktur.
·         Meningkatkan kemampuan teknologi.
·         Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
·         Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut dan untuk menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu mengantisipasinya.
Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing industri yang kolektif. Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta tangguh di pasar internasional.
Dengan memperhatikan permasalahan yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua pendekatan.
Pendekatan top-down
yaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah.

Pendekatan bottom-up
yaitu melalui penetapan kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.

2.5 Data Statistik Industrialisasi
Perkembangan Impor Indonesia Berdasarkan Sektor

http://kemenperin.go.id/statistik/peran_grafik_1.php?ekspor=http://kemenperin.go.id/statistik/peran_grafik_2.php?ekspor=http://kemenperin.go.id/statistik/peran_grafik_2b.php?ekspor=

(Dalam US$)
Sektor
2010
2011
Peran
Th. 2011 (%)
I. MIGAS
27.412.657.296
40.701.517.299
22,94%
    1.Minyak Mentah
8.531.249.355
11.154.455.409
6,29%
    2. Hasil Minyak
18.018.190.027
28.134.582.256
15,86%
    3. Gas
863.217.914
1.412.479.634
0,80%
II. NON MIGAS
108.250.626.752
136.734.038.437
77,06%
    1. Pertanian
6.187.938.604
9.395.793.894
5,30%
    2. Industri
101.115.406.556
126.099.549.960
71,07%
    3. Tambang
934.618.593
1.228.726.265
0,69%
    4. Lainnya
12.662.999
9.968.318
0,01%
TOTAL
135.663.284.048
177.435.555.736
100,00%





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa Industrilisasi merupakan usaha pemerintah untuk pemenuhan kebutuhan. Sejarah hidup manusia tidak terlepas dari keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia mempunyai metode untuk memenuhinya sesuai dengan zamannya. Langkah yang diambil yaitu dalam masalah industri, Industri memang menjadi faktor fenomenal untuk menunjang perdagangan. Mereka saling bersaing untuk mendapatkan tempat di pasar global.
3.2 Daftar Pustaka




Tidak ada komentar:

Posting Komentar