ETIKA
PROFESI AKUNTANSI
1.
Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
a.
Tanggung jawab
Akuntan Keuangan dan Akuntan Manajemen
Etika
dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan
sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh langsung terhadap
kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat di
pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan.
Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang
menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan
dan mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya
yang tepat.
Akuntansi
keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan laporan
keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,pemasok, serta
pemerintah sedangkan Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang
berkenaan dengan penggunaan informasi akuntansi oleh para manajemen dan
pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk,
perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan keputusan.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang
merupakan aturan-aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan
penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Tanggung jawab Akuntan
Keuangan dan Akuntan Manajemen Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam
akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang
relevan dalam akuntansi manajemen, Menggunakan Sistem informasi operasi yang
sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada
pemakainya.
b.
Competence, Confidentiality, Integrity and Objectivity of Management
Accountant.
Competence, Seorang
Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada
tingkatan yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika
memberikan jasanya, diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional,
melaksanakan tugas profesional yang sesuai dengan hukum dan menyediakan laporan
yang lengkap dan transparan.
Confidentiality, Seorang
Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang
diperoleh dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya, diantaranya meliputi
menahan diri supaya tidak menyingkap informasi rahasia, menginformasikan pada
bawahan (subordinat) dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri
dari penggunaan informasi rahasia yang diperoleh.
Integrity, Seorang
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan
profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun
tersurat, menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan, menolak
hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan
dalam pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas,
mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik, menghindarkan diri
dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik
profesi.
Objectivity
of Management Accountant, Seorang Auditor tidak boleh berkompromi mengenai
penilaian profesionalnya karena disebabkan prasangka, konflik kepentingan dan
terpengaruh orang lain, seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan
objektif dan mengungkapkan sepenuhnya informasi relevan.
c.
Whistle Blowing
Merupakan
Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan
kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral.
Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan.
Contohnya seorang karyawan melaporkan kecurangan perusahaan yang membuang
limbah pabrik ke sungai.
Whistle Blowing
dibagi menjadi dua yaitu :
Ø Whistle
Blowing internal, yaitu kecurangan dilaporkan kepada pimpinan perusahaan
tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap netral dan bijak, loyalitas
moral bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas, kedudukan, melainkan pada
nilai moral: keadilan, ketulusan, kejujuran, dan dengan demikian bukan karyawan
yang harus selalu loyal dan setia pada pemimpin melainkan sejauh mana pimpinan
atau perusahaan bertindak sesuai moral
Ø Whistle
Blowing eksternal, yaitu membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak luar
seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan masyarakat, motivasi
utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang, yang perlu diperhatikan
adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan kecurangan terebut ke masyarakat,
untuk membangun iklim bisnis yang baik dan etis memang dibutuhkan perangkat
legal yang adil dan baik
d.
Creative Accounting
Adalah
semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan
akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk
memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang
terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan
(sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam
proses creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan
profesi), pemerintah, asosiasi industri, dan masih banyak lagi.
Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian
laporan keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih
penggunaan metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu
transasksi dalam suatu periode ke periode yang lain).
e.
Fraud Accounting
Fraud sebagai
suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak
wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini
termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan
penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya
secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya.
f.
Fraud Auditing
Karakteristik kecurangan dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara
garis besar kecurangan bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis :
Oleh
pihak perusahaan, yaitu manajemen untuk kepentingan perusahaan (di mana salah
saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising
from fraudulent financial reporting, untuk menghindari hal tersebut ada baiknya
karyawan mengikuti auditing
workshop dan fraud
workshop) dan pegawai untuk keuntungan individu (salah saji yang berupa
penyalahgunaan aktiva)
Oleh
pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Kecurangan
pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi terhadap
prestasi pengubahan terhadap catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang
merupakan sumber penyajian kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena
kecurangan terhadap pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilah
irregularities (ketidakberesan). Bentuk kecurangan seperti ini seringkali
dinamakan kecurangan manajemen (management fraud), misalnya berupa manipulasi,
pemalsuan, atau laporan keuangan. Kesengajaan dalam salah menyajikan atau
sengaja menghilangkan (intentional omissions) suatu transaksi, kejadian, atau
informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu sebaiknya anda
mengikuti auditing
workshop dan fraud
workshop.
Salah
saji yang berupa penyalahgunaan aktiva kecurangan jenis ini biasanya disebut
kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji yang berasal dari
penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang mengakibatkan
laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (ada baiknya karyawan mengikuti seminar
fraud dan seminar
auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang
menghadapi masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang
kelemahan pada pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap
tindakan tersebut. Contoh salah saji jenis ini adalah penggelapan terhadap
penerimaan kas, pencurian aktiva perusahaan, mark-up harga dan transaksi tidak
resmi.
2. Isu Etika Siginifikan dalam
dunia bisnis dan profesi
a.
Benturan Kepentingan
Adalah
perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengankepentingan ekonomis
pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan. Perusahaan
menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi
atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan
penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah
situasi konflik dapat timbulmanakala personil mengambil tindakan atau memiliki
kepentingan yang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan
pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Benturan
kepentingan juga muncul manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau
seorang anggota dari keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak
sebagai akibat dari kedudukannya dalam perusahaan.
Terdapat beberapa
Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai
berikut :
Ø Segala
konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan
mengambilandil di dalam akti6itas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Contoh
: Seorang karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian
bahanbaku, dan kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas
pemasok lain denganmemasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki
tersebut ke perusahaan tempat dia bekerja.
Ø Segala
kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh
: Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat
dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur
dengan anggota keluarganya.
Ø Segala
hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada
hubungankeluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh
personal tersebut.
Contoh
: Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk
dapat menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati
tahapan recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
b.
Etika dalam tempat kerja
Etika
kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip
moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika
kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam perusahaan. Karena itu
etika kerja karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Bahkan
dia diturunkan dari perilaku etika pihak manajemen.
Konsekuensinya, etika
tidak diterapkan atau ditujukan hanya untuk para karyawan saja. Artinya
kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusnya pula beretika, misalnya
keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karir, dan evaluasi kinerja
karyawan.
Termasuk
dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang integratif. Jadi setiap keputusan etika
dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen tetapi juga
karyawan. Pelembagaan dan pembudayaan etika kerja sangat penting dilakukan agar
setiap elemen organisasi selalu mematuhi kaidah-kaidah norma kehidupan
berorganisasi dengan baik.
Adapun
beberapa praktik di dalam suatu pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan
berinteraksi di dalam suatu perusahaan, misalnya:
a)
Etika Hubungan dengan Karyawan
Di
dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas etika yang mengatur hubungan
atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan menghormati hak-hak bawahan,
Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan memperoleh penghargaan.
b)
Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan
dengan publik harus dijaga sebaik mungkin, agar selalu terpelihara hubungan
harmonis. Hubungan dengan public ini menyangkut pemeliharaan ekologi,
lingkungan hidup. Hal ini meliputi konservasi alam, daur ulang dan polusi.
Menjaga kelestarian alam, recycling (daur ulang) produk adalah uasha-usaha yang
dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mencegah polusi, dan menghemat sumber
daya alam.
c.
Aktivitas bisnis internasional masalah budaya
Seorang
pemimpin memiliki peranan penting dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu
bukanlah sesuatu yang kabur dan hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan
konkrit. Jadi, budaya itu adalah tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah
laku dalam mereka melakukan sesuatu. Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita
telaah kebanyakan perusahaan sekarang ini. Para pemimpin yang bergelimang
dengan fasilitas dan berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya dibalik
dengan perjuangan dan persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat
bahwa itu semua karena SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu. Mereka
sendirilah yang membentuk budaya itu (masalah budaya). Semua karena
percontohan, penularan dan panutan dari masing-masing pemimpin. Maka timbul
paradigma, mengubah budaya perusahaan itu sendiri. Budaya perusahaan memberi
kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku etis, karena budaya
perusahaan merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan
karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya prilaku. Dan sebaliknya dapat pula
mendorong terciptanya prilaku yang tidak etis.
d.
Akuntabilitas Sosial
Akuntabilitas
sosial merupakan proses keterlibatan yang konstruktif antara warga negara
dengan pemerintah dalam memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi
dan penyelenggara pemerintah. Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain:
Ø Untuk
mengukur dan mengungkapkan dengan tepat seluruh biaya dan manfaat bagi
masyarakat yang ditimbulkan oleh aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan
produksi suatu perusahaan.
Ø Untuk
mengukur dan melaporkan pengaruh kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya,
mencakup : financial dan managerial social accounting, social auditing.
Ø Untuk
menginternalisir biaya sosial dan manfaat sosial agar dapat menentukan suatu
hasil yang lebih relevan dan sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu
perusahaan.
Salah
satu alasan utama kemajuan akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan
dalam pengukuran kontribusi dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga
langkah, diantaranya:
Ø Menentukan
biaya dan manfaat sosialSistem nilai masyarakat merupakan faktor penting dari
manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi dengan
menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan mengidentifikasikan
kontribusi dan kerugian secara spesifik.
Ø Kuantifikasi
terhadap biaya dan manfaat saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat
sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi.
Ø Menempatkan
nilai moneter pada jumlah akhir. Tanggung Jawab Sosial Bisnis Dunia bisnis
hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu ada suatu tanggungjawab social yang dipikul oleh
bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang
memperhatikan lingkungan.
Banyak
timbul perbedaan pendapat mengenai bahwa tanggungjawab bisnis hanya terbatas
sampai menghasilakan barang dan jasa buat konsumen dengan harga yang murah,
atau juga ada yang mengatakan tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil
keuntungan besar, tetapi yang sewajarnya. Dalam dunia bisnis
juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan tidak jujur dari
sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi jika dilandasi dengan
moral tinggi.
Moral
dan tingkat kejujuran rendah akan menghancurkan tata nilai etika bisnis itu
sendiri, karena masalahnya nilai etika hanya ada di dalam hati nurani
seseorang. Etika mempunyai kendali intern dalam hati, berbeda dengan hokum yang
mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan tetapi bagi orang-orang yang berkecimpung
dalam bidang bisnis yang dilandasi oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui
bahwa perilaku jujur akan memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya
baik dalam duniawi maupun akhirat.
e.
Manajemen Krisis
Manajemen
krisis dapat diartikan sebagai respon pertama perusahaan terhadap sebuah
kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal.
Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis normal yang menyebabkan perusahaan
mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada, dan dengan
demikian dapat dikategorikan sebagai krisis. Manajemen krisis dinobatkan
sebagai new corporate discipline.
Manajemen
krisis adalah respon pertama perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat
merubah jalannya operasi bisnis yang telah berjalan normal. Pendekatan yang
dikelola dengan baik sebagai respon terhadap kejadian itu terbukti secara
signifikan sangat membantu meyakinkan para pekerja, pelanggan, mitra, investor,
dan masyarakat luas akan kemampuan organisasi melewati masa krisis.
Terdapat
enam aspek dalam penyusunan rencana bisnis yang mesti kita perhatikan jika kita
ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap yaitu tindakan untuk menghadapi :
Ø Situasi
darurat (Emergency Respon).
Ø Skenario
untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery)
Ø Skenario
untuk pemulihan bisnis (Business Recovery)
Ø Strategi
untuk memulai bisnis kembali (Business Resumption)
Ø Menyusun
rencana-rencana kemungkinan (Contingency Planning).
Ø Manajemen
Krisis (Crisis Management).
Penanganan
krisis pada hakekatnya, Dalam setiap penanganan krisis, perusahaan perlu
membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini terutama adalah
mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi. Kemudian
menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis yang
berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk mendapatkan
informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan kepada
pihak-pihak yang terkait terhadap aksi-aksi yang diambil perusahaan sehubungan
dengan krisis yang terjadi.
DAFTAR
PUSTAKA
Alim, M.N., T. Hapsari
dan L. Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Indepedensi terhadap Kualitas
Audit dengan Etika sebagai Variabel Moderasi. SNA X Makasar.
Arianti. 2012. Analisis
Perbedaan Perilaku Etis Auditor dalam Etika Profesi (Studi Terhadap Peran Faktor-Faktor
Individual: Locus of Control, Job Experience, dan Gender).
Bertens, 2000,
Pengantar Etika Bisnis, Kanisius, Yogyakarta.
SOAL
PG ETIKA PROFESI AKUNTANSI
1. Berikut yang termasuk aturan etika yang diterapkan oleh IAI-KAP, kecuali:
a. Independensi,
integritas, objektivitas
b. Standard
umum dan prinsip akuntansi
c. Tanggung
jawab kepada klien
d. Kompetensi
professional
Jawaban: d
2. Akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah,
misalnya dikantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan
Pengawas Keuangan (BPK). Merupakan Akuntansi sektor ..
a. Akuntansi
Pemerintah
b. Akuntansi Intern
c. Akuntansi Publik
d. Akuntansi Pendidik
Jawaban: a
3. Berikut adalah beberapa praktik etika ditempat kerja, kecuali:
a. Etika
terhadap saingan
b. Etika
hubungan dengan karyawan
c. Etika
hubungan dengan public
d. Etika
terhadap budaya perusahaan
Jawaban: d
4. Dibawah ini merupakan beberapa aspek
independensi akuntan publik, kecuali ..
a. Independensi sikap mental
b. Independensi penampilan
c. Independensi praktisi
d. Independensi
akuntan publik
Jawaban: d
5.
Dibawah ini
merupakan beberapa sistem yang ada pada “Governance System” , kecuali ..
a. Parlementer
b. Demokrasi liberal
c. Kerajaan
d. Presidensial
Jawaban: c
6. Dibawah ini merupakan instrumen-instrumen yang
menunjang dalam mengimplementasikan Good Corporate Governance ..
a. Code of Corporate Governance
(Pedoman Tata Kelola Perusahaan)
b. Board Manual
c. Code of Conduct (Pedoman Perilaku
Etis)
d. Jawaban
Benar Semua
Jawaban: d
7.
Mengapa Etika dipelajari oleh setiap insan manusia ?
a.
Etika dapat menyediakan pengertian yang mendalam bagaimana menimbang dan
memutuskan terhadap konflik prinsip dan menunjukan mengapa tindakan tertentu
lebih dibutuhkan dari pada yang lain
b. Etika dapat
membuat kita lebih berpengetahuan dan teliti dalam masalah-masalah moral
c.
Etika untuk mengerti keadaan dan mengapa opini-opini kita berharga
d.
Semua jawaban benar
Jawaban: d
8.
Ethical governance atau etika pemerintahan, mengacu pada kode etik profesi
tertentu yang mencakup 5 hal yaitu, kecuali…
- Governance System
- Budaya Etika
- Profesional
- Kode Perilaku Koperasi
Jawaban: c
9. Setiap tindakan dan kata-kata pelaku
profesi menunjukan sikap transparansi, kejujuran dan konsisten merupakan arti
dari nilai etika ?
a. Kerjasama
b. Inovasi
c.
Integritas
d. Simplisitas
Jawaban: c
10.
Berikut adalah yang termasuk dalam prinsip-prinsip etika, kecuali:
- Prinsip otonomi
- Prinsip kejujuran
- Prinsip keadilan
- Prinsip kebijakan
Jawaban:
d
SOAL ESSAY ETIKA PROFESI AKUNTANSI
1) Sebutkan
dan jelaskan etika apa saja yang dilakukan untuk berinteraksi dalam suatu
perusahaan!
Jawab :
1. Etika
Terhadap Saingan
Kadang-kadang ada produsen berbuat kurang etis
terhadap saingan dengan menyebarkan rumor, bahwa produk saingan kurang bermutu
atau juga terjadi produk saingan dirusak dan dijual kembali ke pasar, sehingga
menimbulkan citra negatifdari pihak konsumen.
2.
Etika
Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan batas-batas
etika yang mengatur hubungan atasan dan bawahan, Atasan harus ramah dan
menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan
memperoleh penghargaan.
3. Etika dalam
hubungan dengan public
Hubungan dengan publik harus di jaga sebaik mungkin,
agar selalu terpelihara hubungan harmonis. Hubungan dengan public ini
menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup.